Awal
September sepertinya waktu yang tepat untuk melepas penat setelah melewati
Agustus dengan penuh perjuangan.Pantai selatan menjadi pilihan denstinasi
saya,bukan pantai Sine melainkan Pathok Gebang dimana yang dicari adalah cerita
sebuah perjalanan.Berangkat dari rumah jam 7 pagi bersama dengan mas
Yoga,Rizki,dan Takul kita on the way beach.Jalur Pantai Sine menjadi pilihan
kita,tidak menyebrang sungai dengan perahu warga namun kita menerabas sugai
dengan motor kita langsung,untuk menuju sungai kita harus melewati kebun
warga,kondisi jalan yang licin karena terguyur hujan membuat kita kesuhan untuk
mengendalikan laju motor,sampai dipenyebrangan sungai yang pertama yang biasa
kita lewati ternyata air terlampau tinggi dan jelas motor kita akan tenggelam
untuk melewatinya.Kita cari opsi penyebrangan yang lain,kita susuri sungai dan
kita coba setiap penyebrangan yang biasa dipakai warga.Akhirnya ada 1
penyebrangan yang dangkal,namun untuk motor turun kesungai harus diangkat agar
ban tidak tertanam dipasir sungai.Sebelum meninggalkan sungai kita sempatkan
sebentar saja untuk sekedar mencuci kaki dan bermain air.
Lanjut
perjalanan menuju Pantai Sanggar,sebelum kita masuk keportal dan masuk
keperkampungan kita sempat dimintai informasi oleh warga yang akan menyebrang
kePantai Sine mengenai kondisi jalan dan sungai,karena tadi malam memang
terjadi hujan lebat sehingga mereka khawatir sungai meluap dan mereka tidak
bisa untuk melewatinya.Jalanan menuju ke Sanggarpun cukup sulit dengan kondisi
jalan basah dan licin,sampai portal kita membayar seikhlasnya dikotak yang
sudah disediakan warga.Menurut informasi uang hasil portal akan digunakan untuk
memperbaiki jalan menuju ke Pantai,sampai saat ini kami mengunjungi pantai
Sanggar Alhamdulillah memiliki prospek yang baik.Sedikit demi sedikit jalan
setapak yang dulu jauh lebih sulit sekarang sudah lebih baik dengan dicor dan
diperlebar sedikit,namun kita harus tetap hati hati karena jalanan menuju
pantai ini cukup sempit dengan lebar kurang lebih 1 meter.Kiri jurang dan pasti
kanan adalah tebing,tebingnyapun bukan batu melainkan tanah jadi ketika hujan
sangat rawan untuk longsor.Hampir 80% hutan di Tulungagung ini sudah gundul dan
berubah menjadi lahan pertanian,pengelolaannya bukan terasiring melainkan teras
miring.Tidak ada akar yang menahan laju air yang turun,sehingga tanahpun
tergerus apalagi jenis tanahnya yang gempur.20 menit perjalanan sampailah kita
di pantai Sanggar,sesampainya disana kita parkir dan sarapan.Ngopi menjadi hal
yang tidak bisa kita lewati,selesai itu kita langsung lanjutkan dengan berjalan kaki menuju ke pantai Patjok
gebang.Naik turun gunung menjadi pemandangan menarik untuk perjalanan
kita,menurut informasi warga di Sanggar perjalanan menuju Pathok Gebang kurang
lebih 1 jam.Cuaca yang panas tidak menyurutkan kita untuk berjalan menyusuri
ladang dan hutan,sempat kesulitan mencari jalur ke Pathok gebang sampai harus
berjalan bolak balik mencari jalur namun akhirnya kita bisa lanjut dan
sampailah kita di Pathok gebang.Perjalanan kita memakan waktu kurang lebih 1,5
jam.
Sampah
yang menggunung dibibir pantai,pemancing,dan beberapa pengunjung menjadi
figuran pemandangan.Bisa dikatakan masih alami,namun dengan adanya sampah dari
laut yang menepi ke pantai membuat pemandangan jauh lebih menyedihkan.Laut
selatan dengan bentuk pantai dari teluk membuat sampah berkumpul dan
menggunung,hampir semua sampah adalah sampah plastic dan beberapa
sterovom,jelas sangat merugikan dengan adanya sampah.Kita langsung mencari
tempat untuk berteduh,terik matahari seperti mengancam keberadaan kita.Ombak
yang menerjang karang tentu saja menjadi
hal menarik untuk kita.Meletakkan barang bawaan dipinggir karang dan
flysheetpun dipasang untuk melindungi dari terik dan kamera disiapkuan.Menunggu
ombak datang dengan kamera yang standby menjepret moment membuat suasanan
semakin seru karena cukup lama untuk mendapat moment ombak besat dan kemudian
muncrat kepermukaan.1,5 jam cukup untuk kita seru-seruan di Pathok gebang,dan
kita harus bergegas untuk pulang mumpung matahari masih tampak.Jalur pulang
yang kita ambil bukan jalur kita berangkat,untuk jalur pulang menurut warga
adalah jalur yang biasa dilewati oleh motor.Benar saja ketika kita berjalan
kembali ke Pantai Sanggar kita berpapasan dengan beberapa motor,namun motor
mereka memang motor yang sudah disetting sedemikian rupa untuk menghadapi medan
seperti jalur menuju Pathok gebang ini.1 jam oerjalanan pulang dan sampailah
diparkiran pantai Sanggar.Sesampai disanggar kita melepas lelah sebentar dengan
memesan minum.Usai dari Sanggar kita langsung bergegas untuk kembali pulang dan
mampir sebentar di pantai Sine untuk menambah asupan gizi dengan makan ikan
asap mak Marem.Sekitar Maghrib kita baru sampai di Tulungagung kota,dan kitapun
berpisah untuk pulang kerumah-masing masing.
BalasHapusartikel yang bagus gan